Pages

Sabtu, 27 September 2014

Pentingnya beribadah


Assalamu’alaikum WrWb
“Dan taatilah Allah dan rasul,supaya kamu diberi rahmat” (QS Al-Maidah:132)
Banyak ayat-ayat dalam Al-Quran menyinggung hal ketaatan kita pada Allah SWT dan pada Rasulullah SAW. Pedoman taat pada Allah itu adalah Quran, dan Hadis sebagai pedoman taat pada Rasulullah.
Lihat beberapa dalil-dalil Rasulullah SAW seperti: “Seluruh umatku akan masuk ke surga, kecuali yang menolak, bertanya seorang sahabat ra:’ siapakah yang menolak? Nabi SAW bersabda: “Siapa yang taat pada-ku akan ke surga dan siapa yang durhaka pada ku maka dia telah menolak”(HR Bukhori)
Lihat juga (QS Al-kahfi :103-106):”Katakanlah (Muhammad) ‘apakah perlu Kami beritahukan pada mu tentang orang yang paling RUGI perbuatannya?’ Yaitu org yang Sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedang mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. Mereka adalah orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan dan tidak percaya terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia lah amal mereka dan kami tidak memberi penimbangan terhadap amal mereka pada hari Qiamat”
Di dunia ini ada orang-orang yang rugi amalannya karena semasa hidupnya beramalan SALAH tapi berfikir amalannya BENAR.
Allah membuat aturan ibadah yang BENAR yaitu ibadah yang sesuai Quran Hadis (QH), maka apabila diluar aturan QH, akan dihukumi beribadahnya SALAH. Tidak mempunyai pahala.
QH tidak bisa dipisahkan, simak firman Allah ini :”Apa yang diberikan Rasul kepadamu(Sunnah/hadis), maka terimalah,dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah, dan bertaqwalah pada Allah, sesungguhnya Allah amat keras hukumannya”(QS Al-Hasyr :7)
Semua aturan, baik itu peribadatan (berwudhu,sholat,puasa,hajji,zakat) adab, muamalah, faraidh,tentang surga/neraka,dan lain lain semua dijelaskan lengkap di dalam hadis-hadis.
Akan datang zaman,dimana Islam menjadi asing, Al-quran tinggal tulisan (tidak mengetahui isinya) hingga tidak berfungsi lagi sebagai petunjuk, ini karena tidak dipelajari. Bagi yang mempelajari QH dianggap ASING, dianggap beraliran “aneh”, padahal orang-orang inilah yang memperbaiki dan memelihara sunnah2 nabi SAW yang telah dirusak oleh manusia. Orang-orang ASING ini disebut “Al Ghuroba”: mereka yang tetap berpegang teguh pada QH dalam ibadah pada saat orang-orang meninggalkan QH, saat orang-orang lebih senang beribadah memakai panduan buku-buku karangan, atau memakai ajaran turun temurun. Padahal: “Neraka wail bagi orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka kemudian berkata:’ ini dari Allah’, untuk menjual dengan harga murah, maka celaka bagi mereka karena tulisan mereka dan bagi siapa-siapa yang mengamalkannya” (QS Al-baqaroh :79)
Al-ghuroba adalah orang-orang yang keimanannya bertambah pada saat orang-orang berkurang keimanannya, mereka tetap baik ibadahnya di tengah-tengah yang rusak.
“Barang siapa yang memperbaiki islamnya menuju QH (yang dulunya tidak sesuai QH) maka kesalahan-kesalahan nya pada masa dulu itu (saat ia belum tahu hukum-hukum), tidak diperhitungkan(tanpa perlu ditaubati) (HR Bukhori)
Jadi, adalah salah kalau kita berfikir “lebih baik kita tidak tahu hukum apa-apa, agar tidak harus melakukan ini/itu”, amat sangat rugi kita tidak memiliki kesempatan memperbaiki ibadah kita yang dulu (yang bisa saja dianggap amalan yang merugi) dan tidak memiliki kesempatan taubatan sama sekali. Na’udzubillahi min dzalik.
Saya lebih ingin memperbaiki ibadah saya, memilih ingin menjadi Al-ghuroba, ingin memegang teguh sunnah rasulullah SAW, dan takut pada pembaruan-pembaruan yang mana dianggap bid’ah dan takut menjadi orang yang RUGI. Bagaimana dengan anda?
Wass,De-eS,26 ramadhan 1430
(Tadarus-I’tikaf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar